JK: Insya Allah Pemerintahan Jokowi Aman 5 Tahun ke Depan
Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memastikan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dirinya akan bertahan sampai 5 tahun mendatang. Ia berani menjamin demikian, karena belum adanya potensi terjadi krisis ekonomi dan politik secara bersamaan.
"Hampir semua presiden itu jatuh kalau kena krisis ekonomi dan politik bersamaan. Bung Karno jatuh karena harga bensin dan beras mahal, situasi politik juga tidak mendukung. Presiden Soeharto juga sama, harga-harga naik dan krisis politik. Pemerintah jatuh kalau 2 krisis itu bersamaan," ujar JK dalam Seminar Nasional pra-Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara, di Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).
Ia menuturkan bila salah satu krisis menimpa pemerintah, hal itu tidak akan menyebabkan pemerintahan negara tersebut berantakan. Dari 2 krisis yang ada, menurut dia, krisis ekonomi yang lebih patut diawasi pemerintah.
"Krisis yang pemicu utama kejatuhan itu ekonomi, kalau politik itu cuma beda pandangan. Insya Allah (Pemerintahan Jokowi-JK) aman karena kita terus perbaiki ekonomi dan politik," ungkap JK.
Ketua PMI itu juga menjelaskan selama Indonesia berdiri, pemerintahan yang jatuh atau tidak bertahan biasanya yang memakai sistem parlementer. Hanya saat Presiden Gus Dur memerintah saja baru terjadi kejatuhan.
"Kalau Anda baca sejarahnya pemerintah 1850-1957 itu tiap tahun pemerintah jatuh karena parlementer. Kalau ini presidensial kan tidak. beda sekali. kalau sekarang tidak ada pemerintah jatuh, semua berjalan lima tahun, kecuali Gus Dur. Jadi yang jatuh, saya maksud pada saat parlementer, mudah sekali," tegas JK.
Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government. (Riz/Ein)
"Hampir semua presiden itu jatuh kalau kena krisis ekonomi dan politik bersamaan. Bung Karno jatuh karena harga bensin dan beras mahal, situasi politik juga tidak mendukung. Presiden Soeharto juga sama, harga-harga naik dan krisis politik. Pemerintah jatuh kalau 2 krisis itu bersamaan," ujar JK dalam Seminar Nasional pra-Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara, di Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).
Ia menuturkan bila salah satu krisis menimpa pemerintah, hal itu tidak akan menyebabkan pemerintahan negara tersebut berantakan. Dari 2 krisis yang ada, menurut dia, krisis ekonomi yang lebih patut diawasi pemerintah.
"Krisis yang pemicu utama kejatuhan itu ekonomi, kalau politik itu cuma beda pandangan. Insya Allah (Pemerintahan Jokowi-JK) aman karena kita terus perbaiki ekonomi dan politik," ungkap JK.
Ketua PMI itu juga menjelaskan selama Indonesia berdiri, pemerintahan yang jatuh atau tidak bertahan biasanya yang memakai sistem parlementer. Hanya saat Presiden Gus Dur memerintah saja baru terjadi kejatuhan.
"Kalau Anda baca sejarahnya pemerintah 1850-1957 itu tiap tahun pemerintah jatuh karena parlementer. Kalau ini presidensial kan tidak. beda sekali. kalau sekarang tidak ada pemerintah jatuh, semua berjalan lima tahun, kecuali Gus Dur. Jadi yang jatuh, saya maksud pada saat parlementer, mudah sekali," tegas JK.
Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government. (Riz/Ein)
Dikutip dari Liputan6.com
No comments:
Post a Comment