Wednesday, March 18, 2015

Inilah 8 Kontestan Perempat Final Liga Champions

Babak 16 besar sudah selesai digelar.
Kamis, 19 Maret 2015 | 06:44 WIB
Inilah 8 Kontestan Perempat Final Liga Champions
Trofi Liga Champions. (UEFA.com)
VIVA.co.id - Babak 16 besar Liga Champions selesai digelar. Delapan tim memastikan langkah ke perempatfinal. Berikut ini informasi singkatnya.

Real Madrid
Juara bertahan ini melaju usai dengan mengandaskan perlawanan Schalke 04. Mereka unggul agregat 5-4. Pada leg pertama di Veltins Arena, Los Blancos menang 2-0. Namun di Santiago Bernabeu mereka tumbang 3-4.

Bayern MunichWakil Jerman ini melenggang dengan agregat meyakinkan 7-0 atas Shakhtar Donetsk. Pada pertemuan pertama di Ukraina, Bayern ditahan tanpa gol. Namun pada leg kedua di Allianz Arena mereka menang telak 7-0.

PSGTim asuhan Laurent Blanc melaju dengan keunggulan gol tandang setelah secara agregat bermain imbang 3-3. Pada leg pertama di Parc des Princes, Les Parisien ditahan 1-1. Pada pertemuan kedua di Stamford Bridge mereka berhasil bermain 1-1 pada waktu normal. Namun beruntung setelah babak tambahan digelar, mereka sukses memaksakan hasil seri 2-2.

FC PortoTim asal Portugal itu menyingkirkan FC Basel. Ditahan 1-1 pada pertemuan pertama di Swiss. Porto tampil sempurna di kandang pada leg kedua. Mereka menang 4-0 dan lolos dengan agregat 5-1.

AS MonacoTim Prancis kedua yang lolos ke perempatfinal setelah PSG. Monaco mengandaskan Arsenal dengan keunggulan gol tandang setelah secara agregat bermain 3-3. Pada laga pertama di Emirates Stadium, Monaco menang 3-1 dan di leg kedua mereka dibungkam 0-2.

Atletico MadridFinalis tahun lalu ini melaju setelah melalui pertarungan sengit dan babak adu penalti melawan Bayer Leverkusen. Kalah 0-1 pada leg pertama di Bay Arena. Pada leg kedua di Vicente Calderon Atletico balik menang 1-0. Laga dilanjutkan ke babak tambahan dan adu penalti. Pada babak totosan Los Colchoneros unggul 3-2.

BarcelonaLionel Messi cs melaju setelah menyingkirkan Manchester City. Mereka unggul agregat 3-1. Pada leg pertama di Etihad Stadium, Barcelona menang 2-1. Dan di leg kedua mereka kembali unggul 1-0.

JuventusSatu-satunya wakil Italia ini menyingkirkan Borussia Dortmund. Juventus melaju dengan keunggulan agregat 5-1. Pada laga pertama di kandang, 'Si Nyonya Tua' menang 2-1. Lalu saat menyambangi Westfalenstadion, mereka menang besar 3-0.
Dikutip dari Vivabola.com

Saturday, March 14, 2015

Tidak Ada Pemilihan, Megawati Langsung Dikukuhkan sebagai Ketum di Kongres Bali

Sabtu, 14 Maret 2015 | 14:11 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKetua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa akan mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2014 pada 9 Juli 2014 mendatang.

DENPASAR, Promokilat
 - Ketua Panitia Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada 9-12 April 2015 di Bali tidak ada agenda pemilihan Ketua Umum(Ketum), melainkan langsung menetapkan Megawati Soekarnoputri menjabat kembali sebagai Ketua Umum PDIP.
"Tidak ada lagi agenda pemilihan Ketua umum. Dalam Kongres IV ini akan dikukuhkan atau ditetapkan melalui mekanisme kongres," kata Wayan Koster, Denpasar, Bali, Sabtu(14/3/2015).
Koster menyampaikan, memilih kembali Megawati merupakan kesepakatan dan didasari upaya mempertahankan dan membangun soliditas di internal partai. Dinilai bahwa sampai saat ini belum ada figur seperti Megawati yang mampu membuat solid di PDI Perjuangan. Selain itu, putri Bung Karno tersebut berprestasi selama menjadi Ketua Umum.
"Prestasi Bu Mega bisa dilihat dalam perjalanan partai ini (PDI-P), dua kali jadi partai oposisi dengan menampilkan tema partai yang ideologis dilaksanakan secara konsisten, disiplin kepada kader-kadernya sehingga PDI Perjuangan bisa melewati masa-masa kritis itu," tegasnya.
Bali menjadi langgaran Kongres PDIP, yaitu kongres pertama, kedua dan keempat tahun ini. Untuk tahun ini akan mengangkat tema utama "Aku Melihat Indonesia" yang rencananya akan dihadiri sekitar 2000 peserta dari DPP, DPD dan DPC se-Indonesia.
Tema itu akan menjadi tema pidato Megawati Soekarnoputri saat membuka kongres IV pada 9 April 2014 di Hotel GBB Sanur Bali. (Baca: PDI-P Pilih Bali sebagai Tempat Kongres IV pada 9-12 April 2015)
dikutip dari KOMPAS.COM

Wednesday, March 11, 2015

Smartphone Baru VAIO Dipersenjatai Kamera 13MP Rabu, 11 Maret 2015 - 10:45 wib Smartphone Baru VAIO Dipersenjatai Kamera 13MP Smartphone Baru VAIO Dipersenjatai Kamera 13MP Advertisement TOKYO – Berpisah dari Sony, VAIO memutuskan untuk turut meramaikan pasar smartphone dunia yang dinilai menguntungkan. Perusahaan asal Negeri Sakura tersebut akan mengungkap debut model smartphone anyarnya dalam sebuah acara khusus yang akan berlangsung pada 12 Maret 2015. Dilansir laman GSMArena, Rabu (11/3/2015), VAIO bahkan membuat ancang-ancang untuk tak hanya memasarkan smartphone anyarnya di wilayah Asia saja, namun juga Eropa. Dalam laporan sebelumnya, smartphone VAIO akan menjadi seri mid-range dan ditenagai prosesor Snapdragon 410 dan disokong RAM 2GB. Hadir dengan bentang layar 5 inci, smartphone tersebut akan dipersenjatai kamera belakang 13MP dan sensor selfie 5MP kualitas combo. Sayangnya, belum ada gambar resmi yang dirilis untuk menggambarkan smartphone besutan VAIO tersebut. Hadirnya smartphone terbaru milik VAIO ini diklaim menjadi ironi tersendiri bagi pemilik VAIO sebelumnya, yakni Sony. Sony yang lebih memilih menjual VAIO justru ramai dikabarkan akan segera menutup bisnis smartphone mereka.

Saturday, March 7, 2015




JK: Insya Allah Pemerintahan Jokowi Aman 5 Tahun ke Depan

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memastikan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dirinya akan bertahan sampai 5 tahun mendatang. Ia berani menjamin demikian, karena belum adanya potensi terjadi krisis ekonomi dan politik secara bersamaan.

"Hampir semua presiden itu jatuh kalau kena krisis ekonomi dan politik bersamaan. Bung Karno jatuh karena harga bensin dan beras mahal, situasi politik juga tidak mendukung. Presiden Soeharto juga sama, harga-harga naik dan krisis politik. Pemerintah jatuh kalau 2 krisis itu bersamaan," ujar JK dalam Seminar Nasional pra-Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara‎, di Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).

Ia menuturkan bila salah satu krisis menimpa pemerintah, hal itu tidak akan menyebabkan pemerintahan negara tersebut ‎berantakan. Dari 2 krisis yang ada, menurut dia, krisis ekonomi yang lebih patut diawasi pemerintah.

"Krisis yang pemicu utama kejatuhan itu ekonomi, kalau politik itu cuma beda pandangan. Insya Allah (Pemerintahan Jokowi-JK) aman karena kita terus perbaiki ekonomi dan politik‎," ungkap JK.

Ketua PMI itu juga menjelaskan selama Indonesia berdiri, pemerintahan yang jatuh atau tidak bertahan biasanya yang memakai sistem parlementer. Hanya saat Presiden Gus Dur memerintah saja baru terjadi kejatuhan.

"Kalau Anda baca sejarahnya pemerintah 1850-1957 itu tiap tahun pemerintah jatuh karena parlementer. Kalau ini presidensial kan tidak. beda sekali. kalau sekarang tidak ada pemerintah jatuh, semua berjalan lima tahun, kecuali Gus Dur. Jadi yang jatuh, saya maksud pada saat parlementer, mudah sekali," tegas JK.

Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah ke 47 bertemakan Muhammadiyah, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government. (Riz/Ein)
Dikutip dari Liputan6.com

Sunday, March 1, 2015

Jokowi Dianggap Sepelekan Permohonan Grasi Terpidana Mati Minggu, 1 Maret 2015 | 16:49 WIB Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan kata sambutan dalam peresmian Masjid Raya Mujahidin Kalbar, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (20/1/2015). Terkait Kontras: Presiden Tidak Bisa Sapu Bersih Permohonan Grasi Peneliti: Pernyataan Abbott, Kebiasaan yang Selalu Dikritik Masyarakat Jokowi Dianggap Sepelekan Permohonan Grasi Terpidana Mati Nelayan Aceh: Australia seperti Anak-anak, Minta Kembali yang Mereka Berikan 59 JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet menilai Presiden Joko Widodo menyepelekan permohonan grasi bagi para terpidana mati yang berusaha memohonkan keadilan. Menurut Robert, Jokowi menolak permohonan grasi tanpa membaca isi permohonan dan rekomendasi dari pihak lain. "Jokowi memutus tanpa memeriksa secara detail mengenai perubahan-perubahan terpidana. Bahkan tidak memeriksa berkas-berkas. Presiden cenderung tidak ambil pusing menyangkut nyawa orang," ujar Robert dalam konferensi pers di Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Minggu (1/3/2015). Robert menjelaskan, dalam kuliah umum yang digelar di Balai Senat Gedung Pusat UGM, Selasa (9/12/2014), di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Presiden memastikan akan menolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba. Menurut Robert, keputusan menolak grasi tersebut dibuat sebelum para terpidana yang saat ini menunggu giliran eksekusi, mengirimkan permohonan grasi. Selain itu, menurut Robert, dalam sebuah pernyataan, Jokowi malah mengatakan bahwa keputusan hukuman mati ditetapkan oleh pengadilan, sementara ia hanya menolak permohonan. Robert mengatakan, seharusnya Jokowi dapat lebih mempertimbangkan dengan memeriksa isi permohonan mengenai kemungkinan adanya kekeliruan dalam proses hukum. Menurut dia, Jokowi juga perlu meneliti rekomendasi dari pihak-pihak lain secara lebih terperinci. "Tidak adil bagi terpidana yang berkelakuan baik dan berguna bagi lingkungan, tetapi tidak diperhitungkan pada saat memohonkan grasi. Presiden, berhentilah mengambil sikap konyol untuk kasus yang genting," kata Robert. Ikuti perkembangan berita ini dalam topik: Eksekusi Mati Terpidana Narkotika Jelang Eksekusi Mati "Bali Nine"

Jokowi Dianggap Sepelekan Permohonan Grasi Terpidana Mati

Minggu, 1 Maret 2015 | 23.00 WIB

 Sosiolog Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet menilai Presiden Joko Widodo menyepelekan permohonan grasi bagi para terpidana mati yang berusaha memohonkan keadilan. Menurut Robert, Jokowi menolak permohonan grasi tanpa membaca isi permohonan dan rekomendasi dari pihak lain.

"Jokowi memutus tanpa memeriksa secara detail mengenai perubahan-perubahan terpidana. Bahkan tidak memeriksa berkas-berkas. Presiden cenderung tidak ambil pusing menyangkut nyawa orang," ujar Robert dalam konferensi pers di Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Minggu (1/3/2015).

Robert menjelaskan, dalam kuliah umum yang digelar di Balai Senat Gedung Pusat UGM, Selasa (9/12/2014), di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Presiden memastikan akan menolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba.

Menurut Robert, keputusan menolak grasi tersebut dibuat sebelum para terpidana yang saat ini menunggu giliran eksekusi, mengirimkan permohonan grasi. Selain itu, menurut Robert, dalam sebuah pernyataan, Jokowi malah mengatakan bahwa keputusan hukuman mati ditetapkan oleh pengadilan, sementara ia hanya menolak permohonan.

Robert mengatakan, seharusnya Jokowi dapat lebih mempertimbangkan dengan memeriksa isi permohonan mengenai kemungkinan adanya kekeliruan dalam proses hukum. Menurut dia, Jokowi juga perlu meneliti rekomendasi dari pihak-pihak lain secara lebih terperinci.

"Tidak adil bagi terpidana yang berkelakuan baik dan berguna bagi lingkungan, tetapi tidak diperhitungkan pada saat memohonkan grasi. Presiden, berhentilah mengambil sikap konyol untuk kasus yang genting," kata Robert.

Dikutip dari KOMPAS.COM


I